Mengawali tahun ini Program INKLUSI dan Yayasan BaKTI melalui mitranya di Kabupaten Lombok Timur yakni Lombok Research Center (LRC) melaksanakan kegiatan Pembentukan dan Penguatan Unit Usaha untuk Pemberdayaan Ekonomi Tingkat Desa di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan ini berlangsung di Aula Pertemuan Lesehan Elen, Selong, Lombok Timur pada Kamis, 22 Februari 2024.
Program INKLUSI di tahun 2024 memiliki misi untuk mendorong potensi usaha dan perekonomian desa yang berkeadilan dan setara bagi seluruh masyarakat. Hal ini juga sebagai salah satu cara untuk mendorong terbentuknya pemberdayaan ekonomi yang inklusif bagi masyarakat lokal.
Para peserta yang hadir dalam kegiatan ini berasal dari anggota Kelompok Konstituen di 15 desa intervensi yang tersebar di Lombok Timur. Dalam kegiatan ini para peserta yang hadir diharapkan mampu memetakan potensi yang masing-masing ada di tiap desa, memetakan potensi desa yang dapat menjadi dasar pembangunan dan mencari strategi yang tepat agar potensi desa mampu diintegrasikan ke dalam pembangunan desa, kabupaten dan mitra lainnya.
“Salah satu target Program INKLUSI di tahun ini adalah melakukan pemberdayaan ekonomi di desa. Desa menjadi salah satu kunci pembangunan karena memiliki berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat”, kata Suherman selaku Direktur LRC dalam sambutannya. Lebih lanjut lagi, hasil diskusi hari ini akan menjadi acuan untuk kegiatan-kegiatan di Program INKLUSI dan selanjutnya hasil diskusi tersebut akan diintegrasikan ke dalam pembangunan di tingkat desa, kabupaten dan provinsi. Karena dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak bisa dilaukan oleh perorangan atau sekelompok orang saja, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan pihak lain.
“Pemberdayaan ekonomi masyarakat ini tidak bisa berjalan sendiri oleh sebab itu kita perlu melakukan kolaborasi dengan pihak lain entah pemerintah desa, pemerintah kabupaten maupun lembaga lain”, kata Dr. Maharani saat memandu kegiatan.
Dalam kegiatan ini para peserta diharapkan mampu memetakan potensi ekonomi baik fisik dan non fisik yang bisa dikembangkan di desa masing-masing. Dengan begitu, akan lebih mudah untuk melakukan langkah kongkrit untuk memajukan usaha yang ada di desa atau menciptakan usaha baru yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat. Dengan begitu, masyarakat akan lebih mudah merasakan manfaatnya.
“Pemetaan potensi ekonomi juga perlu dilakukan agar kita bisa memilih langkah kongkrit apa yang bisa dilakukan, bagaimana agar usaha yang sudah ada terus dikembangkan dan yang masih dirintis kita bantu untuk memajukannya”, tambah Dr. Maharani. Pemetaan potensi ekonomi di desa juga berfungsi untuk mengidentifikasi jenis usaha berbasis lokal yang bisa diakses oleh kelompok rentan di desa, seperti lansia, perempuan kepala keuarga dan disabilitas. Sebab, di beberapa desa di Nusa Tenggara Barat terdapat kelompok usaha yang dikembangkan oleh kelompok masyarakat rentan namun mereka kesulitan dalam mengakses modal maupun memasarkan produknya.
“Kalau kita sudah memiliki pemetaannya dan memilah mana usaha yang potensial, tentunya akan lebih mudah juga bagi kita di Program INKLUSI untuk menjembatani pelaku usaha tersebut dengan pemerintah dan lembaga lainnya”, kata Baiq Titis Yulianti selaku Manajer Program INKLUSI saat diskusi berlangsung.
Lombok Research Center (LRC) bersama dengan Yayasan BaKTI dalam Program INKLUSI sebagai mitra pemerintah daerah Lombok Timur dalam pembangunan selalu menyelasrakan program-program yang dilakukan agar sesuai dengan tujuan pemerintah. Termasuk dalam memajukan perekonomian, khsusunya bagi masyarakat lokal yang ada di desa-desa. Terlebih saat ini pemerintah daerah tengah menggencarkan program Berantas Rentenir Melalui Kredit Tanpa Bunga (Berkembang) yang sudah terlaksana sejak pandemi 2019 hingga sekarang. Kepala Bidang Pembinaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Lotim, Hirsan, menjelaskan bahwa program ini juga telah memberikan subsidi bunga sebesar Rp522 juta kepada Pegadaian.
Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lombok Timur, Muhammad Safwan menerangkan ada sebanyak 23.936 UMKM di Lombok Timur pada Mei 2023. Namun menurut Kepala Pegadaian Cabang Selong, Ida Bagus Nyoman Widiarta hingga kurun wantu Juni 2023, terhitung sampai bulan Juli sebanyak 2.014 debitur dari pelaku usaha mikro yang mengajukan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dengan maksimal besaran pinjaman sebesar Rp20 juta melalui Program Berantas Rentenir Melalui Kredit Tanpa Bunga (Berkembang). (Sumber: Suara NTB, 20/10/2023). Artinya hanya ada sekitar 1,2 persen pelaku UMKM yang permodalannya dicover oleh pemerintah, dan sisanya harus mengandalkan modal pribadi atau pinjaman lintah darat.
Untuk itu, Program INKLUSI melalui mitranya Yayasan BaKTI dan Lombok Research Center di tahun ini akan fokus untuk melakukan pemberdayaan ekonomi masyaraat berbasis lokal, agar pelaku usaha mikro bisa mengembangkan usahanya melalui kolaborasi multipihak serta mengoptimalkan sumber daya yang ada. “Target LRC di tahun ini, minimal terdapat satu unit usaha di tiap desa dari 15 desa intervensi yang akan dikembangkan dan didampingi oleh LRC”, kata Dr. Maharani di akhir kegiatan.
*B.Diat
LRC Lakukan Diskusi Pemetaan Potensi Desa untuk Pembangunan Ekonomi
