Lombok Timur, 18 Oktober 2024 – Sebagai upaya mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk berkembang di era digital, Lombok Research Center (LRC) selaku mitra Yayasan BaKTI dalam Program INKLUSI mengadakan Pembentukan dan Penguatan Unit Usaha untuk Pemberdayaan Ekonomi Tingkat Desa/Kelurahan (Peningkatan Kualitas Produksi, Pengemasan dan Pemasaran). Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 16-17 Oktober 2024 di Aula Lesehan Sekar Asri, Selong, Lombok Timur.
Dalam kegiatan peningkatan kapasitas tersebut, LRC mengundang sejumlah narasumber dari Dinas Perindustrian Lombok Timur, yakni Bapak Muhammad Buhari, ST yang berbicara tentang Quality Control dan Ibu Nurul Saadah yang menyampaikan materi tentang pengemasan produk, serta materi tentang pemanfaatan digital untuk usaha disampaikan oleh Ketua Association Business Development Service Indonesia (ABDSI). Sementara itu, peserta yang hadir berasal dari anggota kelompok konstituen dan pengelola usaha di 15 desa binaan LRC di Lombok Timur.
Direktur LRC, Suherman mengungkapkan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pelaku UMKM dalam peningkatan kualitas produk dengan mempelajari quality control. Ia menegaskan quality control akan memengaruhi kualitas suatu produk karena ada standarisasi untuk bahan baku, proses pembuatan hingga pengemasan. Tidak hanya itu saja, Suherman juga mengatakan pelatihan tersebut untuk meningkatkan kapasitas digital pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar global.
“Dengan berkembangnya teknologi, pelaku UMKM dapat memanfaatkan banyak platform yang dapat menjajak penjualan dari internet. Dengan berdayanya UMKM yang digerakkan oleh individu maupun keluarga akan berdampak pada perekonomian desa”, kata Suherman.

Industri kecil dan menengah sering menghadapi tentangan dalam pengendalian kualitas, seperti keterbatasan sumber daya dan kurangnya pengetahuan tentang teknik yang tepat. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Bukhori, S.T selaku Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Dinas Perindustrian Kabupaten Lombok Timur saat menyampaikan materi. Menurutnya, kemauan pengusaha untuk mengakses pengetahuan dan peningkatan kapasitas di Lombok Timur masih kurang dan perlu ditingkatkan.
“Kita ini kendalanya untuk mencari pengetahuan itu masih kurang, ini yang membuat UKM kita sulit berkembang. Dengan mengatasi tantangan ini akan menjadi kunci untuk mencapai hasil yang optimal”, kata Bukhori.
Untuk mendukukung UMKM lokal, pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur telah bekerja sama dengan sejumlah pebisnis skala nasional dalam agenda Temu Bisnis yang akan diadakan pada November mendatang. Hal ini dikatakan langsung oleh Nurul Saadah (Fungsional Pembina Industri Ahli Muda Dinas Perindustrian Kabupaten Lombok Timur dari Dinas) selaku narasumber. Untuk itu, pelaku UMKM diimbau untuk mengurus legalitas produk, memiliki standar dalam proses dan pengemasan kemudian mendaftar usaha pada Dinas Perindustrian Kabupaten Lombok Timur.
“Kegiatan ini (Temu Bisnis) nantinya mempertemukan para pelaku bisnis dengan berbagai IKM untuk mengenalkan produk, memperluas akses pasar, dan mengembangkan bisnis. Makanya, kita sedang dorong IKM agar memiliki legalitas dan memiliki standar dalam pengemasan dan produksi”, ungkap Nurul.
Sementara itu, Masyhur selaku Ketua Association Business Development Service Indonesia (ABDSI) yang juga hadir dalam kegiatan sebagai pemateri memaparkan hal-hal penting yang perlu dimiliki oleh UMKM, salah satunya adalah legalitas. Ia mengatakan, selama ini UMKM lokal masih enggan untuk mengurus legalitas produk, seperti Nomor Izin Berusaha (NIB), PRT Halal, merk, BPOM dan lainnya padahal legalitas produk adalah hal yang wajib.
“Terlebih saat ini untuk NIB, PRT dan merk itu sudah bisa diakses secara online melalui aplikasi dan gratis, jadi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pelaku UMKM”, kata dia.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pelatihan tersebut, Lombok Research Center akan mengadakan pelatihan lanjutan untuk pengembangan bisnis. Dalam pelatihan tersebut, pengelola usaha atau UMKM akan dipertemukan dengan stakeholder pasar, seperti pemilik modal, pengelola ritel dan konsumen. Dari kegiatan ini diharapkan akan menciptakan model kerja sama pelaku UMKM dan para stakeholder untuk memajukan UMKM di Lombok Timur.