Lombok Timur, 18/03/2025 – Untuk memastikan bahwa semua unsur masyarakat terlibat di dalam pembanguan dan mendorong terciptanya pembanguan inklusif di desa, melalui Program INKLUS, Lombok Research Center (LRC) dan Yayasan BaKTI laksanakan Pertemuan Penguatan Kelompok Konstituen Terkait Partisipasi Politik dan Isu Perubahan Iklim di Aula Asshaffa Cafe and Resto, Aikmel, Lombok Timur pada Selasa, 18 Maret 2025. Kegiatan ini dihadiri unsur pemerintah desa, BPD, LKMD, Kawil, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK, Kader Posyandu, kelompok tani, Kelompok Konstituen dan pemuda Desa Aikmel Barat.
Direktu LRC, Suherman dalam sambutannya menjelaskan tujuan kegiatan ini untuk sosialisasi Permendes Nomor 2 Tahun 2024 tentang fokus program Dana Desa 2025 serta pengurangan dampak perubahan iklim. Ia melanjutkan, untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pembangunan di desa harus didorong dengan memberikan pemahaman dan keterbukaan informasi. Jika masyarakat memiliki pengetahuan bagaimana alokasi Dana Desa, dilibatkan dalam ruang-ruang diskusi di desa dan merasakan manfaat pembangunan, masyarakat akan lebih mudah untuk diajak bekerja sama dalam mengawal pembangunan desa.
“Ruang partisipasi itu dapat masyarakat manfaatkan, seperti Musdes, Musdus, Musrenbang Desa. Jadi mari kita optimalkan partisipasi kita dengan memberikan ide dan masukan terkait program pembangunan di desa”, ujar Suherman.

Kepala Desa Aikmel Barat, Mulyadi saat membuka kegiatan menyampaikan apreasiasi atas terselenggaranya kegiatan Kelompok Konstituen yang diselenggarakan oleh LRC dan Program INKLUSI. Kegiatan dan Program INKLUSI dinilai memberi sumbangsih positif terhadap pembangunan desa, terutama dalam meningatkan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan kelompok rentan, sehingga semua masyarakat memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat lainnya. Ia menambahkan, kebaradaan Kelompok Konstituen di desa juga mampu menjadi mitra pemerintah desa untuk mendekatkan layanan pemerintah kepada masyarakat.
“Tentu kami sebagai pemerintah desa memiliki keterbatasan dan pasti ada saja masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan. Dalam hal ini kami banyak dibantu oleh Kelompok Konstituen melalui koordinasi yang kami lakukan”, imbuh Mulyadi.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan, Kabid Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Desa, Dinas PMD Kabupaten Lombok Timur, Mustapa, S.Sos spesifik berbicara tentang tujuh fokus item penggunaan Dana Desa 2025 yang diatur dalam Permendes Nomor 2 Tahun 2024. Menurutnya, penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait program yang akan dilakukan di desa agar hubungan antara masyarakat dengan pemerintah desa tetap terjalin baik, sehingga masyarakat mau terlibat dalam perencanaan, impelementasi hingga pengawasan pembangunan di desa.
“Begitu kita terlibat, termasuk BPD dan unsur masyarakat lainnya, maka kualitas pembangunan akan semakin bagus dan maksimal”, ujar Mustapa.
Ia juga menegaskan, fokus program Dana Desa meliputi: penanggulangan kemiskinan ekstrim, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ketahanan pangan, promosi pelayanan dasar kesehatan, padat karya tunai desa, pemanfataan teknologi dan Desa IT dan pengembangan potensi/keuanggulan desa. Akan tetapi, Dana Desa tersebut bersifat earmark, artinya operasionalnya sudah diatur oleh pemerintah pusat, sehingga yang bisa dilakukan adalah menyesuaikan permasalahan di masyarakat kemudian memasukkannya ke dalam tujuh program tersebut.

Lebih lanjut lagi, pembahasan mengenai mitigasi dan isu perubahan iklim yang disampaikan oleh Lalu Farouq Wardana selaku Program Officer LRC-INKLUSI. Perubahan iklim dinilai paling berdampak pada aspek ekonomi yang merembet pada meningkatnya jumlah perempuan miskin, sedikitknya peluang kerja dan tingginya harga bahan pokok. Kata Farouq, penting untuk mengurangi dampak iklim dari sekarang dengan mulai mengubah aktivitas sehari-hari hingga mendorong kebijakan di desa dan daerah untuk mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.
“Mengapa dikatakan dampak perubahan iklim menambah kerentanan kelompok rentan (anak, perempuan, lansia dan disabilitas). Contohnya saja, sebagian besar perempuan bekerja di sektor pertanian dan perubahan iklim menyebabkan kekeringan, banjir, munculnya penyakit tanaman dan seterusnya. Dampaknya, produksi menurun dan kurangnya pendapatan petani”, tambah Farouq.
Pertemuan ini menekankan pentingnya pasrtisipasi masyarakat di tingkat desa dan daerah, karena salah satu indikasi kemajuan desa adalah tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Indikator ini juga nantinya akan menjadi modal untuk mewujudkan model desa inklusif, di mana semua kebutuhan masyarakat diakomodir tanpa dibeda-bedakan dan tidak ada satu pun yang tertinggal. Ketika masyarakat berani menyuarakan aspirasinya, mau peduli dengan masalah di sekitarnya dan mau bekerja sama dengan pemerintah. Maka, tidak akan ada yang sulit untuk diwujudkan dalam pembangunan.
Semua unsur masyarakat yang hadir diberikan sesi untuk melakukan diskusi dan mempresentasikan hasil diskusi terkait usulan program di desa yang disesuaikan dengan fokus anggaran Dana Desa tahun 2025. Harapannya, peserta yang hadir dalam kegiatan ini dapat menyampaikan informasi kepada masyarakat yang lain terkait alokasi anggaran Dana Desa 2025, program dan kegiatan di desa serta mitigasi perubahan iklim agar semua masyarakat memiliki pemahaman yang sama.