Lombok Timur, 15/11/2024 – Kelompok rentan sering kali terlupakan dalam diskusi penting yang memengaruhi kehidupan mereka. Kurangnya akses terhadap informasi dan sumber daya membuat suara mereka tidak terdengar, akibatnya kebijakan yang dihasilkan pemerintah daerah maupun desa masih belum optimal untuk menjawab tantangan kelompok rentan.
Untuk mendorong partisipasi aktif kelompok rentan dan mewujudkan inklusi sosial, Program INKLUSI-BaKTI bersama Lombok Research Center (LRC) melakukan Diskusi Kampung di Desa Teros, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur pada Kamis, 7 November 2024. LRC mengundang unsur masyarakat mulai dari pemerintah desa, tokoh masyarakat, PKK, kader, kelompok konstituen, perempuan dan disabilitas. Upaya ini fokus pada pemberdayaan kelompok rentan, memastikan aspirasi mereka didengar dan kebutuhan mereka terpenuhi.
Memulai diskusi, Lalu Farouq Wardana selaku Program Officer Program INKLUSI-LRC menjelaskan bahwa di Desa Teros sendiri sudah memiliki Kelompok Konstituen yang di dalamnya terdapat Layanan Berbasis Komunitas (LBK) yang berfungsi untuk mendekatkan layanan pemerintah kepada masyarakat. Kelompok Konstituen dibangun sebagai pendamping di desa dan mitra strategis pemerintah desa.
“Kelompok Konstituen (KK) merupakan organisasi resmi di desa karena mendapatkan pengakuan melalui surat keputusan pengangkatan pengurus dari pemerintah desa/kelurahan. Adanya KK bukan untuk menyaingi pemerintah desa tetapi menjadi mitra strategis dan pendamping masyarakat”, ujar Lalu Farouq membuka diskusi.
Sementara itu, Ibu Triati selaku Asisten Program INKLUSI-LRC mengimbau agar Kelompok Konstituen memiliki data terpilah terkait jumlah disabilitas, lansia, anak-anak dan perempuan termasuk jumlah layanan sosial maupun kasus yang sudah didampingi oleh KK. Data terpilah tersebut nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan asdvokasi ke pemerintah desa maupun daerah agar kebijakan dan penganggaran yang dilahirkan tepat sasaran.
“Kembali lagi saya ingatkan agar KK memiliki data terpilah. Untuk kami di Program INKLUSI data ini menjadi acuan untuk kami melakukan kegiatan ke depan dan dari sisi pemerintah data ini berguna sebagai acuan untuk membuat kebijakan program maupun penganggaran”, kata Triati.
Mewakili pemerintah desa, Suratman selaku kepala wilayah mengapresiasi kelompok konstuen dan Program INKLUSI yang sudah menjadi mitra pemerintah desa Teros sejak tiga tahun ini. Menurutnya, KK sangat membantu pemerintah desa untuk menjangkau kelompok rentan yang selama ini luput dari perhatian pemerintah, sehingga mereka mendapatkan layanan secara cepat dan efisien. Terlebih di tahun 2024 ini Program INKLUSI fokus untuk memberikan pelatihan ekonomi bagi perempuan dan kelompok rentan, ia berharap ini bisa bermanfaat untuk memajukan UMKM di Desa Teros.
“Mari kita manfaatkan program ini sebaik-baiknya, kita serap ilmu yang diberikan sebanyak-banyaknya agar ke depan bisa kita gunakan untuk memberdayakan masyarakat dan memajukan pembangunan di desa”, kata Suratman kepada seluruh peserta diskusi.