Lotim Canangkan “Gerakan Aktifkan Posyandu” Dalam Upaya Pencegahan dan Penanganan Tengkes

www.lumbunginovasi.com – Salah satu upaya untuk mendukung percepatan penurunan stunting ialah dengan mengoptimalkan gerakan posyandu di desa-desa. Posyandu memiliki peran penting dalam mewujudkan kesehatan dasar bagi masyarakat. Untuk itu, dalam rangka menurunkan dan mencegah kasus stunting, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur bekerjasama dengan Pemerintah Desa Danger, Aliansi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan Posyandu Desa Danger melaksanakan agenda Gerakan Aktifkan Posyandu Dalam Rangka Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Kabupaten Lombok Timur.
 
Agenda dilaksanakan di Dusun Bengkaung, Desa Danger, Masbagik, Lombok Timur, pada Kamis, 20 Juni 2024. Hadir dalam kegiatan ini Ketua Tim Pengerak PKK, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas P3AKB Lombok Timur, Kepala Desa Danger, Kepala Puskesmas Lendang Nangka, dan semua unsur masyarakat di Desa Danger. Kegiatan ini juga dirangkai dengan kegiatan posyandu keluarga, pemberian tablet tambah darah dan makanan tambahan untuk ibu hamil dan pemberian makanan tambahan untuk balita.
 
Dibuka oleh Kepala Desa Danger, Kaspul Hadi dalam pidatonya menyampaikan bahwa gerakan posyandu terbukti efektif menurunkan angka stunting khususnya di Desa Danger. Jika tahun sebelumnya kasus stunting di Desa Danger mencapai 1.185 kasus, tahun ini terjadi penurunan sejumlah 182 kasus. Ia juga mengimbau kepada masyarakat agar rutin mengecek kesehatan ke posyandu khususnya bagi ibu hamil, ibu balita dan calon pengantin.
 
“Semua lapisan masyarakat harus berkolaborasi supaya tidak ada lagi kasus stunting di Desa Danger”, tutupnya.
 
Pengaktifan gerakan posyandu juga harus disuarakan sesering mungkin tidak hanya oleh pejabat pemerintah tetapi juga semua unsur masyarakat baik di dalam kegiatan formal dan acara kemasyarakatan lainnya. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, Dr. H. Pathurrahman, menurutnya keberhasilan pembangunan itu harus ada lebih banyak partisipasi masyarakat daripada pemerintah. Ia juga menekankan agar kader-kader di desa diberikan peningkatan kapasitas cara pengukuran antropometri agar dapat melakukan pencatatan dengan akurat.
 
“PR kita ke depan untuk teman-teman di puskesmas agar sering-sering mengecek dan mengedukasi para kader, karena pengukuran harus benar valid dilakukan agar data yg dihasilkan juga akurat”, kata Pathurrahman.
 
Di tempat yang sama hadir juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Timur, Ibu Nurhidayati, SST, MPH yang mengharapkan agar semua target sasaran posyandu mencapai 100 persen. Khususnya empat sasaran posyandu yang terkait dengan penurunan stunting yakni calon pengantin, ibu hamil, balita dan ibu pasca salin.
 
Karena dari laporannya, Lombok Timur di bulan ini menjadi kabupaten dengan partisipasi posyandu terendah kedua di NTB. Selain karena luasnya kawasan dan banyaknya sasaran, menurutnya ini erat kaitannya dengan kurangnya sosialisasi dan kesadaran masyarakat di tingkat akar rumput. Terakhir, ia berpesan jika ingin semua program pemerintah berhasil, maka harus dimulai dari mengoptimalkan gerakan posyandu.
 
“Jika posyandu dapat digerakkan dengan baik, maka apapun program pemerintah juga akan dapat dilaksanakan dengan baik”, kata Nurhidayati mengkahiri pidatonya.