Lombok Timur, 09/03/2025 – Pemerintah Desa Lendang Nangka kerja sama dengan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB dalam Kampanye Akhiri Perkawinan Anak oleh Anak dan Remaja di Kabupaten Lombok Timur pada Sabtu, 8 Maret 2025 di Halaman Kantor Desa Lendang Nangka. Kegiatan ini melibatkan tokoh masyarakat, orangtua, pemuda, mahasiswa KKN dan Forum Anak di Desa Lendang Nangka. Agenda ini juga termasuk ke dalam Program BERANI II (Kesehatan Reproduksi dan Hak-hak Reproduksi yang Lebih Baik bagi semua Perempuan Indonesia).
Drs. Lalu Muhammad Isnaini selaku Kepala Desa Lendang Nangka mengapresiasi kegiatan tersebut karena telah berkontribusi positif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pencegahan perkawinan anak, termasuk mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ia menyadari bahwa perkawinan anak merujuk pada sejumlah permasalahan, seperti rendah ekonomi, rendahnya kualitas pendidikan dan pergaulan.
Untuk itu, Mamiq Is sapaan akrabnya, ingin melibatkan seluruh masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam menyukseskan program pencegahan perkawinan anak bersama LPA NTB. Untuk mengoptimalkan program tersebut, Pemerintah Desa Lendang Nangka telah memasukkan sejumlah program prioritas ke dalam APBDes yang ditujukan untuk mencegah perkawinan anak, seperti pemberdayaan ekonomi, peningkatan kapasitas masyarakat dalam kewirausahaan dan kegiatan sosialisasi.

“Kami memang masih menemukan beberapa kasus perkawinan anak di tahun sebelumnya, namun dengan adanya program ini, pelibatan masyarakat dan komitmen pemerintah desa, kami yakin bisa upayakan zero (nol) kasus perkawinan anak di tahun 2025”, ungkap Mamiq Is.
Hadir juga Ketua LPA Kabupaten Lombok Timur, Judan Putrabaya menegaskan komitmen LPA NTB dalam pencegahan perkawinan anak melalui kerjasama dengan sejumlah desa di Lombok Timur. Dengan membentuk Forum Anak di desa-desa, diharapkan dapat memberikan ruang bagi anak-anak untuk menyampaikan aspirasi dan mengembangkan potensi.
Judan juga menegaskan 80 persen kasus kekerasan terhadap anak dari kasus kekerasan seksual di Lombok Timur. Salah satu penyebabnya, karena mudahnya akses konten negatif di interet, untuk itu ia berharap orangtua, keluarga dan pihak sekolah untuk ikut mengambil peran dalam pengawasan anak-anak. Ia melanjutkan, perkawinan anak penting untuk dicegah demi keselamatan generasi di masa depan.
“Upaya pencegahan perkawinan memiliki dampak yang besar dan jangka panjang. Jika kita ingin meningkatkan kualitas masyarakat di masa depan, mencegah kemiskinan, stunting dan kekerasan. Kita harus optimalkan pada pencegahan perkawinan anak terlebih dahulu”, imbuhnya.
Menurut data yang dihimpun LPA dari catatan Kementerian PPA, bahaya perkawinan anak 5 kali lebih besar berpotensi mengalami kematian ibu dan anak, 40 persen anak bepeluang stunting dan 85 persen anak perempuan memilih mengakhiri pendidikan setelah menikah.
Kegiatan kampanye pencegahan perkawinan anak tersebut juga menampilkan pentas seni, teater, pembacaan puisi dan lomba mewarnai. Kendati dilaksanakan di tengah Bulan Puasa, tidak menyurutkan antusias puluhan pemuda dan anak-anak dalam memeriahkan kegiatan kampanye halaman kantor desa Lendang Nangka.