Ada yang berbeda pada kegiatan bazar Ramadhan di Alun-Alun Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur. Jika biasanya kegiatan bazar hanya diramaikan oleh pelaku UMKM yang menjual berbagai takjil untuk berbuka puasa, kali ini terdapat sebuah lapak baca yang disediakan secara gratis selama bula puasa. Lapak baca ini diinisiasi oleh Ketua Karang Taruna Desa Lendang Nangka, M. Darmawan.
Menurut keterangan M. Darmawan, lapak baca tersebut memang sengaja dibuat karena melihat banyak anak-anak yang datang berkunjung ke bazar Ramadan. Sehingga, ia berinisiatif membawa sejumlah buku bacaan untuk anak-anak agar mereka bisa mengisi waktu luang sambil menunggu waktu berbuka puasa.
“Banyak anak-anak yang main ke sini, jadi kenapa tidak kita arahkan dan fasilitasi anak-anak itu membaca”, ungkap M. Darmawan saat ditemui di lapak buku pada Senin, 01 Maret 2024.
Ada sekitar lima puluh judul buku yang dibawa setiap harinya, mulai dari buku cerita, komik, novel, buku pengetahuan umum dan lainnya. Lapak baca ini bertempat di selasar Kantor Desa Lendang Nangka yang dibuka dari jam empat sore hingga menjelang magrib. Selain menyediakan buku bacaan, kegiatan lapak ini juga mengadakan kegiatan diskusi, mendongeng dan permainan untuk anak-anak. Namun agar anak-anak tida bosan, lapak buku tidak diadakan setiap hari.
“Kita sengaja, selang seling sehari buka dan sehari libur, biar anak-anak gak bosan”, ujarnya lagi.
Sebelumnya, M. Darmawan memang sudah tergabung dengan sebuah komunitas literasi bernama Rantau Berkarya. Komunitas ini aktif mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan literasi, seperti diskusi dan mengadakan perpustakaan keliling. Buku-buku yang disediakan di lapak baca ini sebagian adalah buku pribadi dan sebagiannya lagi dari sumbangan yang sudah dikumpulkan oleh komunitas Rantau Berkarya.
Setiap sore, ada sekitar 10-15 anak-anak yang datang membaca buku yang disediakan, setelah mereka membaca beberapa buku-buku tersebut, M.Darmawan biasanya akan meminta anak-anak tersebut untuk menceritakan kembali isi buku yang sudah dibaca untuk melihat sejauh mana anak-anak paham dengan buku yang dibaca.
Di samping itu, kegiatan lapak baca ini menurut bertujuan untuk meningkatkan minat baca anak-anak dan mengenalkan literasi sejak dini. Masih kata M. Darmawan, kebiasaan membaca perlu dilakukan sejak kecil agar anak-anak tumbuh dengan pengetahuan dan mampu berpikir kritis. Ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
“Minat baca kita masih rendah, khususnya di NTB. Kalau tidak salah, di tahun 2019 Dinas Perpustaskan dan Arsip NTB menyebutkan secara nasional minat baca kita di peringkat 31 dari 34 provinsi di Indonesia”, kata M. Darmawan melanjutkan.
Pada Maret 2023, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Indonesia merilis survei tingkat gemar membaca (TGM). Dari hasil survei tersebut menempatkan provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berada di urutan ke-24 dengan skor 60,97 dari 34 provinsi. Bahkan kita masih tertinggal dari Provinsi lainnya seperti NTT yang berada di posisi ke-12 dengan skor 67,81 dan Bali di posisi ke-13 dengan skor 67,39. Sementara DI Yogyakarta masih menjadi provinsi dengan minat baca tertinggi dengan poin 73,27. (Sumber: katadata.co.id).
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik mencatat, mayoritas anak usia 5 tahun ke atas di Indonesia sudah mengakses internet untuk media sosial. Persentasenya mencapai 88,99% atau yang terbesar dibandingkan tujuan mengakses internet lainnya (BPS, 2021). Artinya, tingkat penggunaan media sosial yang tinggi tidak diimbangi dengan minat membaca. Sehingga harus ada literasi media yang dapat mewadahi potensi besar tersebut.
Anak-anak merupakan bagian dari masyarakat, mereka memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan ikut serta dalam pembangunan dengan menyuarakan pandangannya. Kegiatan lapak baca ini adalah upaya agar anak-anak memperoleh hak-haknya dan merasakan manfaat dari hal tersebut. Ke depan, lapak baca ini akan tetap diadakan karena melihat antusias anak-anak dalam membaca di Desa Lendang Nangka.
“Rencananya, kegiatan lapak baca ini akan tetap kita adakan sampai selesai bulan puasa entah nanti sekali seminggu atau sekali sebulan di alun-alun desa”, kata M. Darmawan sore itu.
BQ. Diat*