Lombok Timur, 23 Agustus 2024 – Lombok Research Center (LRC) melalui Program INKLUSI kembali menggelar kegiatan peningkatan kapasitas bagi para jurnalis lokal. Kegiatan diselenggarakan oleh Lombok Research Center (LRC) ini bertujuan untuk mendorong para jurnalis menghasilkan berita yang lebih inklusif dan sensitif terhadap isu-isu sosial, khususnya kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat (23/8/2024) di Classic Coffee, Sikur, Lombok Timur. Jurnalis yang tergabung dalam Forum Media dan Jurnalis Lombok Timur menjadi peserta dalam kegiatan tersebut
Dalam sambutannya, Direktur LRC, Suherman, menekankan pentingnya peran jurnalis dalam mempengaruhi kebijakan publik, terutama terkait isu-isu sosial yang masih menjadi tantangan di Lombok Timur. “Melalui berita yang berkualitas dan inklusif, kita berharap dapat mendorong perubahan positif dan perlindungan bagi kelompok-kelompok yang rentan,” ujarnya.
Salah satu fokus utama kegiatan penguatan kapasitas tersebut adalah meningkatkan pemahaman para jurnalis tentang kode etik jurnalistik dan pentingnya menerapkan perspektif gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) dalam setiap pemberitaan. Rusliadi, Ketua Forum Media Inklusif Lombok Timur, mengingatkan bahwa dengan mematuhi kode etik, para jurnalis secara tidak langsung telah menghasilkan berita yang lebih berpihak pada kepentingan kemanusiaan dan keadilan.
“Kami ingin memastikan bahwa berita yang dihasilkan oleh media di Lombok Timur tidak hanya akurat dan informatif, tetapi juga mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat,” kata Rusliadi.
Dalam diskusi, para peserta mengidentifikasi beberapa tantangan dalam menghasilkan berita yang inklusif, seperti kurangnya pelatihan khusus bagi jurnalis, kurangnya data yang disajikan dengan perspektif GEDSI oleh pihak kepolisian, serta adanya tekanan untuk menghasilkan berita yang cepat tanpa mengorbankan kualitas.
Menanggapi hal ini, Baiq Titis Yulianty, Koordinator Program INKLUSI-LRC, menyatakan bahwa LRC akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas para pihak terkait, termasuk aparat penegak hukum, dalam memahami pentingnya perspektif GEDSI. “Kami juga akan mengembangkan panduan praktis bagi jurnalis untuk membantu mereka menghasilkan berita yang lebih inklusif,” ujarnya.
Dengan adanya forum media ini, diharapkan dapat tercipta kolaborasi yang lebih erat antara media, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya mewujudkan Lombok Timur yang lebih inklusif. “Kami berharap berita-berita yang dihasilkan oleh media di Lombok Timur dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain,” pungkas Titis.