Lombok Timur, NTB – Bertepatan dengan peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasioal pada 22 Mei dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni, pengelola destinasi wisata Labuhan Haji, Sunrise Land Lombok bekerjasama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) NTB dan pemerintah daerah Lombok Timur menggelar kegiatan “Ayo Menanam 1000 Bakau Bersama Pj. Bupati Lombok Timur” di Muara Pantai Labuhan Haji, Jumat, 7 Juni 2024.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur Drs. H. M. Juaini Taofik, M.AP, Direktur Sunrise Land Lombok, Kepala OPD lingkup Pemda Lotim, Camat Labuhan Haji, Kepala Desa Labuhan Haji, organisasi masyarakat, organisasi perempuan, komunitas pecinta alam, mahasiswa dan sejumlah media di Lombok Timur.
Dalam sambutannya, Qori’ Bayyinaturrosyi selaku Direktur Sunrise Land Lombok (SLL) menyampaikan kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatakan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang rutin diadakan setiap tahunnya. Ini merupakan tahun kedua dengan mengangkat tema menanam 1000 bakau dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan agar praktik-praktik yang berdampak baik untuk lingkungan memiliki keberlanjutan.
“Tahun ini kami bekerjasama dengan BKSDA NTB untuk pengadaan 1000 bibit bakau dan ini mendapatkan respon positif dari Pj. Bupati Lotim sehingga terselenggaralah kegiatan menanam 1000 bakau ini”, katanya.
Direktur SLL juga melaporkan ada beberapa masalah yang menjadi antensi di kawasan pantai Labuhan Haji, yaitu permasalahan sampah dan abrasi pantai. Menurut pengamatan pihak destinasi Sunrise Land terjadi abrasi (pengikisan) sekitar 5-7 meter setiap tahunnya di wilayah pantai Labuhan Haji. Sehingga, harus ada upaya mitigasi untuk menyelematkan lingkungan melaui kolaborasi lembaga pemerintah dan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan.
“Kita butuh kerjasama lintas komunitas agar setiap program yang yang dijalankan oleh pemerintah atau lembaga masyarakat dapat bersinergi khususnya dalam mendukung kelestrasian lingkungan”, lanjut Qori.
Dibuka oleh Pj. Bupati Lombok Timur Drs. H. M. Juani Taofik, M.AP, ia menyampaikan hal senada bahwa persoalan lingkungan hanya bisa diatasi dengan mitigasi. Dengan memegang prinsip bahwa lingkungan bukan warisan nenek moyang tetapi titipan dari generasi di masa depan. Untuk itu, ia menekankan tugas generasi saat ini adalah menjaga lingkungan dan tetap melakukan praktik-praktik baik untuk kelestariannya. Hal ini berdasarkan pada rekomendasi World Water Forum (WWF) untuk mendorong kelestarian hutan bakau yang berfungsi untuk menjaga abrasi, menghasikan oksigen dan sebagai habitat biota laut.
“Rekomendasi WWF, Lombok Timur didorong untuk mengassesmen dan menghitung berapa banyak pohon, berapa banyak bakau, berapa banyak karang yang masih hidup, karena pada saatnya ini akan diganti oleh sebuah lembaga yang bergerak di kredit karbon dan ini bisa menjadi pemasukan daerah kita”, ucap Pj. Bupati Lotim, Juaini Taofik.
Persoalan lingkungan yang kita hadapi saat ini tidak terlepas dari dampak perubahan iklim. Pemanasan global mengakibatkan gunung es yang terus mencair dan air laut semakin tinggi. Salah satu yang bisa dilakukan dengan mengembangkan kearifan lokal lingkungan di muara-muara pantai, salah satunya hutan bakau. Kata Juaini, bakau merupakan tanaman strategis karena selain menghasilkan oksigen dalam jumlah besar, perawatannya juga relatif mudah.
“Perawatan bakau tidak seribet tanaman lain, yang penting jangan ada yang sengaja mencabutnya saja”, katanya kepada media. Setelah penanaman 1000 pohon bakau, kegiatan dilanjutkan dengan pembersihan sampah di bibir pantai Labuhan Haji yang diikuti oleh seluruh peserta. (*B.Diat/Red).