Lombok Timur, 5/12/2024 – Dalam rangka menunjang praktik baik untuk diterapkan ke desa, Program INKLUSI-Yayasan BaKTI melalui mitranya di daerah melaksanakan Program Live Innn di desa dampingan. Salah satunya adalah Lombok Research Center (LRC) yang menjalankan Program INKLUSI di Lombok Timur. LRC melakukan Live Innn di dua desa yakni Desa Kotaraja, Kecamatan Sikur dan Desa Aikmel Utara, Kecamatan Aikmel.
Di hari pertama Live Inn Tim LRC-INKLUSI melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan stakeholder, pemerintah desa dan kelompok konstituen untuk membahas tentang isu yang akan diperdalam selama Tim LRC-INKLUSI melaksanakan Live Inn selama tiga hari dari tanggal 28-30 November 2024.
FGD pertama dilaksanakan di Desa Kotaraja dengan tema yang diangkat mengenai pemetaan ekonomi di tingkat desa, mulai dari pendataan jumlah usaha, klasifikasi usaha, potensi lokal desa, jumlah kelompok rentan yang memiliki usaha dan apa yang dibutuhkan ke depannya untuk memajukan usaha di Desa Kotaraja. Kegiatan FGD diikuti oleh pemerintah desa, tokoh masyarakat, pengelola usaha dan Tim LRC-INKLUSI.
Hadir dalam kegiatan FGD Direktur LRC, Suherman menyampaikan tujuan diadakannya Live Inn di Desa Kotaraja yakni untuk mendorong desa memiliki data tentang klasifikasi usaha (UMKM). Data-data tersebut kemudian akan menjadi asset pemerintah desa yang dapat digunakan untuk membuat kebijakan dan program pembangunan ke depannya.
“Jadi kita akan dorong supaya desa memiliki data kunci khususnya di bidang ekonomi. Termasuk usaha yang selama ini dijalankan oleh kelompok rentan seperti disabilitas, lansia atau perempuan kepala keluarga karena ini sejalan dengan impelementasi dari Program INKLUSI itu sendiri”, ungkap Suherman Kamis, 28 November 2024.
Di tempat yang sama, Lalu Farouq Wardana selaku Program Officer Program INKLUSI-LRC menjelaskan bahwa Desa Kotaraja ditunjang oleh sejumlah potensi lokal desa, mulai dari wisata kuliner, wisata alam dan industri. Untuk itu, dengan adanya pemetaan potensi ekonomi akan memudahkan pemerintah desa untuk membuat program atau kebijakan yang dapat memajukan perekonomian desa.
“Pemetaan potensi ekonomi perlu dilakukan untuk mengetahui berbagai potensi sumber daya alam maupun manusia yang dimiliki desa. Dari informasi tersebut akan dapat memaksimalkan peningkatan perekonomian desa”, kata Lalu Farouq.
Salah satu kendala masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal desa karena masih minimnya literasi tentang kewirausahaan, misalnya terkait pembukuan, pemasaran maupun pembuatan izin usaha. Terlebih bagi usaha yang dikelola oleh kelompok rentan, seperti lansia, disabilitas dan perempuan kepala keluarga. Hal ini disampaikan oleh Lalu Mulyadi, selaku kepala wilayah dan kelompok konstituen Desa Kotaraja. Ia berharap setelah memiliki data terkait pemetaan ekonomi, pemerintah desa bisa melakukan peningkatan kapasitas untuk pelaku usaha khususnya yang dikelola kelompok rentan.
“Kalau dari penelitian yang kami lakukan, kondisi pelaku usaha di sini masih kekurangan literasi terkait manajemen usaha atau marketing, sehingga ke depan kami harapkan setelah ini ada peningkatan kapasitas untuk pelaku usaha di wilayah kami”, kata Lalu Mulyadi dalam diskusi.