Perdalam Cuaca dan Iklim, Mahasiswa UGR Kunjungan ke Stasiun Klimatologi NTB

Senin pagi sekitar jam 09.00 WITA, sebanyak 29 Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Universitas Gunung Rinjani (UGR) melakukan kulian Praktikum Klimatologi Dasar di Kantor Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kediri Lombok Barat.

Untuk memahami kajian tentang iklim secara lebih mudah maka sangat penting untuk mengetahui definisi dari meteorologi dan klimatologi. Meteorologi berasal dari bahasa Yunani yaitu meteor yang berarti atmosfer dan logos yang berarti ilmu. Meteorologi didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang membahas proses-proses fisika yang berlangsung di atmosfer yang membentuk cuaca.

Klimatologi atau ilmu iklim adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas sintesis unsur-unsur cuaca dan berkaitan dengan faktor-faktor yang menentukan dan mengontrol distribusi iklim di atas permukaan bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim suatu wilayah adalah posisi garis lintang, ketinggian tempat, daratan dan air, massa udara, dan angin, sabuk tekanan tinggi dan rendah, halangan pegunungan, arus laut, luas hutan, dan sebagainya.

Maharani selaku Dosen mata Kuliah Klimatologi dasar yang sekaligus mendampingi Mahasiswa kali ini mengatakan bahwa Tujuan praktikum kali ini yaitu untuk melihat secara langsung alat-alat yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur Cuaca dan Iklim yang ada di kantor BMKG. Selain untuk mengenal secara langsung alat yang ada, Mahasiswa juga diharapkan akan mengetahui Fungsi dan cara kerja alat-alat yang ada. Misalnya alat untuk mengukur curah hujan bentuk seperti apa dan bagaimana cara kerjanya.

“Praktikum kali ini untuk melihat secara langsung alat alat yang dipakai untuk mengukur unsur-unsur cuaca dan iklim. Selain itu untuk melihat juga bagaimana fungsi dan cara kerja alat-alat tersebut”, Ungkap Maharani.

Dalam praktikum kali ini langsung dipandu oleh staff dari BMKG. Mahasiswa dibagi menjadi 4 kelompok dan dibawa langsung ke lokasi alat-alat tersebut. Secara bergiliran mahasiswa dijelakkan secara langsung bentuk, fungsi dan cara kerja alat-alat yang ada. Setelah sekitar 1,5 jam diskusi di tempat alat-alat yang ada. Selanjutnya mahasiswa dibawa ke ruangan untuk diskusi lebih lanjut mengenai apa itu BMKG dan bagimana BMKG bekerja di NTB. Diskusi diawali dengan perkenalan terkait apa itu Cuaca dan iklim.

Cuaca dan iklim dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang selanjutnya disebut unsur cuaca atau unsur iklim yang terdiri dari radiasi surya (Watt/m2), lama penyinaran surya (jam), suhu udara (C), kelembaban udara (%), tekanan udara (milibar atau mb), kecepatan angina (knot) dan arah angin (derajat), penutupan awan, presipitasi yang meliputi embun, hujan, salju (mm) dan evaporasi/evapotranspirasi (mm).

Pengamatan rutin terhadap unsur-unsur cuaca secara terus menerus pada jam-jam pengamatan tertentu akan menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat diolah menjadi data iklim. Data cuaca maupun iklim terdiri atas data discontinue karena datanya mudah kembali bernilai nol (0) dan data continue karena datanya tidak mudah turun mencapai nol. Unsur cuaca yang sifatnya discontinue antara lain presipitasi (curah hujan, embun, dan salju) dan penguapan. Penyajian analisisnya dalam bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian grafiknya dalam bentuk kurva histogram. Data cuaca yang bersifat continue antara lain suhu, kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin. Penyajian analisisnya dalam bentuk angka rata-rata atau angka sesaat (instantaneous) sedangkan penyajian grafiknya dalam bentuk garis atau kurva.

Maharani berharap semoga dengan adanya praktikum lapangan dan kunjungan langsung ke Kantor BMKG ini akan menjadikan mahasiswa semakin cepat memahami mata kuliah yang didapatnya di dalam kelas. Dan semoga dengan kunjungan ini akan membuka cara berfikir mahasiswa agar lebih terbuka dan mampu mengobservasi kondisi yang ada dengan teori teori baru dan kekinian. “Semoga kunjungan kali ini ke kantor BMKG akan membuka cara berfikir mahasiswa untuk lebih terbuka dan lebih melihat permasalahan yang ada dengan cara analisis teori baru dan kekinian”, Tutup Maharani.

*Red