Lombok Timur, 22/04/2025 – Sebagai follow up dari kegiatan Live Inn untuk Penguatan Manajemen Usaha Bagi UMKM Desa Kotaraja pada akhir 2024, Yayasan BaKTI bersama Lombok Research Center (LRC) dalam implementasi Program INKLUSI gelar kembali penguatan bagi UMKM di Desa Kotaraja dengan tajuk yang sama. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dalam manajemen usaha, pembukuan dan memisahkan antara dompet usaha dan dompet rumah tangga.
Pelatihan tersebut diikuti sekitar 17 pelaku usaha dengan bidang yang berbeda-beda, mulai dari kuliner, pakaian, jasa, dan seterusnya. Penguatan tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Desa Kotaraja selama dua hari dari tanggal 18-19 April 2025. Berkesempatan hadir, Baiq Titis Yulianty selaku Koordinator Program INKLUSI-LRC, dalam sambutannya menyampaikan pelatihan manajemen usaha tersebut untuk membantu pelaku usaha mengelola usahanya dengan baik dari sisi keuangan, pengembangan produk dan pemasaran. Dengan begitu, kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kotaraja dapat berkelanjutan dan berdampak pada kesejahteraan mereka.
“Kita mulai dari memisahkan antara dompet usaha dan dompet rumah tangga, ini hal yang paling sederhana tetapi cukup sulit sebenarnya. Kalau ini sudah dilakukan akan membantu untuk melakukan manajemen usaha yang baik,”ungkap Baiq Titis.

Kegiatan ini juga difasilitatori oleh tim LRC, yakni Sarniati selaku Finance Administration Officer Program INKLUSI-LRC. Materi yang disampaikan terkait jenis-jenis usaha, identifikasi peluang dan tantangan dalam usaha, memisahkan dompet usaha dan dompet rumah tangga dan penjelasan terkait modal awal, modal tetap serta modal tidak tetap. Para peserta yang terbagi menjadi sejumlah kelompok juga diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi terkait proses usaha yang dikerjakan agar menambah pengetahuan bagi peserta yang lain.
“Kalau kita bisa membuat perencanaan bisnis yang baik dengan menentukan tujuan yang jelas, kita identifikasi apa saja peluang dan tantangannya, otomatis kita juga akan tahu strategi apa yang paling tepat. Ini merupakan hal yang penting dalam manajemen usaha,” ujar Sarniati.
Fasilitator lainnya yang hadir mendampingi peserta dalam pelatihan tersebut yakni Baiq Tria Maulidasih selaku Finance Admin Asistant Program INKLUSI-LRC. Di hari kedua, peserta diberikan pembekalan terkait pencatatan arus kas, menghitung harga pokok penjualan (HPP), keuntungan, harga jual dan titik impas. Peserta juga melakukan praktik langsung bagaimana melakukan pencatatan arus kas dan menghitung HPP dengan mengerjakan contoh soal yang disediakan fasilitator. Fasilitator berharap, materi yang diberikan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari- hari, minimal dalam mengelola keuangan rumah tangga.
“Sebenarnya tujuan pelatihan ini untuk mendorong praktik baik dan sikap positif pelaku usaha dalam mengelola usaha, khususnya dalam mengatur keuangan. Kami berharap bapak dan ibu yang hadir untuk mempraktikkan ilmu yang didapatkan hari ini. Kalau belum bisa dalam usaha, minimal dalam mengatur pengeluaran sehari-hari,” tambah Baiq Tria.
Salah satu peserta pelatihan, Baiq Siti Diana Utami mengapresiasi kegiatan tersebut, menurutnya penguatan manajemen usaha dan keuangan bagi pelaku UMKM sangat dibutuhkan. Ia menambahkan, banyak ditemukan pelaku UMKM di desa, namun jarang ada yang bisa mengembangkan usaha karena manajemen keuangan yang buruk, kurangnya perencanaan bisnis dan kesulitan dalam mengelola arus kas. Dengan adanya pelatihan ini telah menambah pengetahuan baru, khususnya bagi pelaku UMKM yang baru merintis usaha di tingkat desa.
“Program edukasi ini sangat bermanfaat bagi kami selaku pelaku UMKM untuk menambah pengetahuan baru dalam manajemen usaha. Model pembelajaran yang tidak membosankan juga membuat kami lebih mudah untuk memahai materi yang disampaikan”, kata Diana.
Memasuki tahun ketiga dalam implementasi Program INKLUSI di Lombok Timur, penguatan usaha bagi pelaku UMKM masih akan terus dilanjutkan. Pendampingan di tahun ke dua memang fokus untuk pendampingan UMKM dalam mengakses izin usaha dan legalitas. Sementara, di tahun ketiga akan fokus untuk meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dari manajemen usaha, pengembangan produk dan membangun kerja sama untuk akses permodalan.