LRC Gelar Aksi Kolektif Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2024 Di Lombok Timur

Lombok Timur, 23 Juli 2024 – Program INKLUSI, Yayasan BaKTI dan Lombok Research Center (LRC) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menggelar Aksi Kolektfif dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2024 (HAN 2024) dengan tema “Anak Terlindungi Indonesia Maju”. Kegiatan ini dihadiri oleh Penjabat Bupati Lombok Timur, Kabid PK-PLK Dikbud NTB, Dinas Sosial, Dinas P3AKB, Dinas Dukcapil, Dinas PMD, dan Dinas Kesehatan Lombok Timur, Kepala Desa di 15 desa dampingan LRC, Kelompok Konstituen (KK) dan 160 siswa  SLBN 2 Lombok Timur pada Selasa, 23 Juli 2024. Kegiatan Peringatan HAN 2024 tersebut dilaksanakan di SLBN 2 Lombok Timur.
 
Dibuka oleh Kepala Bidang PK-PLK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Ibu Hj. Eva Sofia Sari, M.Pd menyampaikan apresiasi kepada atas terselenggaranya aksi kolektif dalam rangka Hari Anak Nasional. Menurutnya, ini merupakan bentuk komitmen masyarakat untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif bagi semua. Ia juga menyinggung soal transformasi pendidikan yang begitu cepat sehingga keberadaan sejumlah regulasi terkait penyelenggaraan pendidikan belum mampu memenuhi target pendidikan yang inklusif sehingga perlu dilakukan pembaruan.
 
“Untuk menyesuaikan dan menyeleraskan penyelenggaraan pendidikan inklusif dan transformasi pendidikan, maka Pergub No.2 Tahun 2016 diperbarui menjadi Pergub No.78 Tahun 2022 tentang Pendidikan Inklusif”, kata Hj. Eva Sofia saat membuka kegiatan aksi kolektif tersebut.

Siswa SLBN 1 dan SLBN 2 Lombok Timur menampilkan berbagai jenis kesenian dalam acara Aksi Kolektif Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2024 di Lombok Timur pada, Selasa (23/7/2024) yang dipusatkan di SLBN 2 Lombok Timur. Foto: LRC

Penjabat Bupati Lombok Timur, Drs. H.M. Juaini Taofik, M. AP atau kerap disapa Kak Ofik menekankan kepada stakeholder, pemerintah, NGO dan masyarakat agar bisa berkolaborasi dalam memberikan perlindungan bagi anak-anak. Khususnya dalam kesehatan, masyarakat harus diberikan sosialisasi terkait pentingnya vaksin polio dan pemberian tablet tambah darah pada remaja, serta harus memastikan itu benar-benar dilakukan.
 
“Mari kita aktifkan lagi posyandu, sekolah dan keluarga untuk bekerjasama dalam memberikan perlindungan kepada anak. Jika mengetahui ada anak yang belum divaksin atau belum mendapatkan tablet tambah darah laporkan ke pemerintah desa atau puskesmas sehingga akan didatangi langsung ke rumah”, kata Kak Ofik dalam pidato sambutannya.
 
Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SLBN 2 Lombok Timur, H.M Paozi, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan hari anak ini sebagai upaya untuk mendukung perlindungan terhadap hak-hak anak. Sayangnya, SLB sebagai salah satu penyelenggara pendidikan inklusif yang mengakomodir kebutuhan anak berkebutuhan khusus sering kali luput dari perhatian pemerintah. Sehingga, ia berharap pemerintah bisa memberikan lebih banyak dukungan terkait penyelenggaraan pendidikan di SLB.
 
“Bayangkan, kami di sini ada 169 siswa, idealnya harus ada 43 ruang belajar, tapi hanya tersedia ruang belajar sebanyak 12 buah. 12 ruangan itu kita sekat menjadi dua, tapi itu masih belum memenuhi sehingga tahap belajar kami bagi menjadi dua. Semoga ke depan ini bisa dipenuhi oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi”, ucapnya.
 
Sebelum mengakhiri pidatonya, Kepala sekolah SLBN 2 Lombok Timur juga menyampaikan terdapat sejumlah vokasi atau pendidikan kejuruan yang diikuti oleh siswa. Ada sekitar enam vokasi yang sudah dikembangkan seperti membatik, perbengkelan, pengelasan, kesenian, tatabusana dan tataboga. Hal ini bertujuan untuk menunjang kemampuan ABK agar lulus dari sekolah mereka memiliki keterampilan non akademis yang dapat digunakan dalam dunia kerja.