Lombok Timur, 24/09/2025 – Sebanyak enam orang disabilitas mengikuti pelatihan menjahit yang digelar oeh pemerintah desa Banjar Sari, Kabupaten Lombok Timur selama dua puluh hari, mulai Selasa, 23 September 2025. Pemerintah desa sengaja membidik kelompok rentan dari disabilitas guna meningkatkan kemandirian dan peluang usaha bagi mereka.
Kepala Desa Banjar Sari, Asmiluddin, S.Sos, MH., menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud dukungan dan pertanggung jawaban desa untuk mengakomodir potensi disabilitas di desa. Agenda ini juga termasuk untuk mendorong inklusi sosial dan ekonomi perempuan disabilitas.
“Kami percaya bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk produktif dan mandiri. Kami berharap, melalui pelatihan menjahit ini bisa meningkatkan keterampilan dan menciptakan peluang usaha bagi masyarakat desa kita,” ujarnya.
Jumlah peserta yang diakomodir dalam pelatihan ini sebanyak enam orang, satu laki-laki dan lima perempuan, semuanya adalah disabilitas fisik. Dalam proses pembelajarannya juga dilatih oleh intsruktur dari perempuan disabilitas yang berpengalaman dalam bidang menjahit.
Dengan meningkatnya kemampuan dan keterampilan disabilitas, harapannya bisa memotivasi partisipasi mereka dalam menyukseskan perekonomian desa yang berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah desa juga komitmen untuk terus mendukung inisiatif yang mendorong pemberdayaan perempuan disabilitas serta memperluas akses mereka dalam bidang peningkatan kapasitas dan ekonomi.
Program pemberdayaan disabilitas di Desa Banjar Sari juga mendapat dukungan dari Lombok Research Center (LRC) dalam pelaksanaan Program INKLUSI. Sebagai mitra pemerintah daerah dan Desa Banjar Sari dalam mewujudkan pembangunan inklusif di Lombok Timur, LRC menilai bahwa agenda yang dijalankan oleh pemerintah Desa Banjar Sari menunjukkan komitmen baik untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua elemen masyarakat.
Hal senada disampaikan oleh Lalu Farouq Wardana, selaku Program Officer INKLUSI-LRC saat ditemui di Kantor Desa Banjar Sari dalam pembukaan pelatihan menjahit tersebut. Menurutnya, pemerintah Desa Banjarsari menunjukkan keseriusan dan keberpihakan pada kelompok rentan yang ada didesanya.
Selain itu, pemerintah desa juga mampu mengeksplorasi kelompok disabilitas dari sisi yang berbeda, sehingga memandang disabilitas bukan sebagai persoalan tapi sebagai potensi dan bagian penting dari desa.
“Isu inklusi tidak hanya sekadar slogan namun pemerintah Banjarsari sudah mewujudakan dalam bentuk yang lebih nyata. Semoga ini menjadi jalan terwujudnya desa dan masyarakat yang inklusif dan berkeadilan,” tutupnya.
Wujud Nyata Pembangunan Inklusif: Pemerintah Desa Banjar Sari Gelar Pelatihan Menjahit Bagi Disabilitas
