LRC Laksanakan Seminar Hasil Penelitian Optimalisasi Desa Mandiri Pangan di Kantor Bappeda Lotim

Sejumlah OPD lingkup Kabupaten Lombok Timur, Kepala UPT-PP, pengurus LPM dan Gabungan Kelompok Tani hadiri Seminar Hasil Penelitian “Optimalisasi Penguatan Desa Mandiri Pangan dalam Upaya Mewujudkan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lombok Timur” di Kantor Bappeda Kabupaten Lombok Timur, Selong pada Kamis, 10 Juli 2025. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan atas kerja sama Bappeda Kabupaten Lombok Timur dengan Lombok Reseach Center (LRC).

Direktur LRC, Suherman menyampaikan bahwa desa mandiri pangan menjadi salah satu strategi untuk memanfaatkan ketahanan pangan. Ia melanjutkan, LRC dalam penelitian ini berfokus pada desa mandiri pangan sebagai salah satu pilar utama di Kabupaten Lombok Timur dengan pendekatan sistematis dan partisipatif untuk menggali potensi yang ada di desa untuk mendorong terwujudnya ketahanan pangan berbasis lokal.

“Kami juga mengidentifikasi berbagai tantangan-tantangan yang dihadapi, dari semua itu kami menyusun satu strategi yang nanti dapat diimplementasikan oleh stakeholder baik OPD, pemdes, dan komunitas di desa,” ujar Suherman saat membuka kegiatan. Turut hadir mewakili Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Timur, Sekretaris Bappeda Kab. Lombok Timur, Lalu Muhammad Asnawi berharap hasil penelitian optimalisasi desa mandiri pangan tersebut dapat membantu pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi di desa-desa di Lombok Timur.

“Paparan peneliti nanti semoga dapat menjadi diskusi mendalam yang akan menjadi masukan dalam hasil penelitian untuk memperkuat wawasan ketahanan pangan ke depannya,” ungkap Asnawi.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas ketahanan Pangan Kabupaten Lombok Timur, Achsan. N. H. menyoroti perlu ada inovasi ketahanan pangan, mengingat luas lahan pertanian yang terus berkurang karena pertambahan populasi penduduk. Salah satunya melalui diversifikasi pangan, tidak bergantung pada satu jenis pangan akan membuat masyarakat memenuhi kebutuhan dengan bahan pangan beragam sehingga produksi pertanian pada berbagai jenis pangan juga akan meningkat.

“Kita sudah sangat ketergantungan dengan beras, kita perlu diversifikasi makanan lokal kita yang namanya mandiri pangan bukan hanya mandiri untuk makanan pokok beras saja,” kata Achsan.

Achsan juga menambahkan jika luas lahan pertanian di Kabupaten Lombok Timu mengalami penyempitan akibat aktivitas pembangunan. Saat ini terdapat 39.398 hektar lahan persawahan dari total. Meskipun begitu, Kabupaten Lombok Timur selama ini selalu berhasil memenuhi kebutuhan beras dengan produksi padi 7 ton per hektar per tahun. Namun menurut Achsan, hal ini tidak diimbangi dengan pola konsumsi masyarakat. “Angka boros pangan kita masih di 148 kg perkapita pertahun. Kalau rata-rata dari 514 kabupaten kota masing-masing pertahun kisaran 50 miliyar,” jelas Achsan lagi.

Untuk mewujudkan desa yang mandiri pangan pada dasarnya tidak bisa menjadi tanggung jawab satu dinas saja. Mewujudkan ketahanan pangan adalah tanggung jawab semua pihak, karena pangan merupakan hak dasar individu. Semua orang, lembaga dan komunitas memiliki peran masing-masing dalam mewujudkan ketahanan pangan. Hal ini disampaikan oleh Baiul Haq selaku tim peneliti LRC dalam penelitian ketahahan pangan. “Masing-masing kita memiliki tugas dalam mewujudkan ketahanan pangan, begitu juga dengan OPD semua ada tugas tersendiri. Makanya, dari hasil penelitian nanti juga akan dibahas siapa yang mengerjakan apa, sehingga akan jelas model kolaborasi kita seperti apa,” tutup Baiul Haq.

Semoga hasil penelitian terkait optimalisasi desa mandiri pangan yang diinisiasi oleh Bappeda Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Research Center dapat menjadi referensi dan acuan yang bermanfaat dalam pembangunan daerah ke depannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *