Konsorsium Women Research Institute dan Gema Alam Beri Pelatihan Kepempimpinan Perempuan dan Advokasi Iklim untuk Perempuan di Lombok Timur

Konsorsium Women Research Institute dan Gema Alam NTB sebagai mitra dari UN Women Indonesia gelar Pelatihan Kepemimpinan Perempuan untuk Advokasi Iklim dan Kesetaraan Gender Proyek EmPower II. Acara berlangsung selama dua hari, 9-10 Juni 2025 bertempat di Hotel Green Orry Inn, Desa Tete Batu Selatan, Lombok Timur.
Sebanyak 25 peserta perempuan dari CSO dan CBO di Lombok Timur, di antaranya LPSDM, ADBMI, Lombok Research Center, Faslap Lotim, LPSDN, HWDI Lotim, Champion Tete Batu Selatan, Champion Rarang, Sekolah Setara Rarang dan Sekolah Setara Tete Batu Selatan mendapatkan peningkatkan kapasitas terkait gender serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.  Maksud pelatihan untuk mendorong keadilan dalam pembangunan, meningkatkan peran dan partisipasi aktif perempuan dalam merespon pembangunan di daerah.
Setelah pelatihan intens selama dua hari, diharapkan perempuan memiliki kesadaran gender, mampu berbagi peran kerja dengan laki-laki secara setara dan melakukan aksi nyata untuk menanggulangi perubahan iklim baik di lingkup individu, lingkungan dan komunitas.
Kepala Desa Tete Batu Selatan, H. Zohri Rahman, SH, MA berkesempatan membuka kegiatan, ia menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara karena telah membantu upaya pembangunan di desa dalam memajukan perempuan dan meningkatkan peran perempuan dalam pengelolaan potensi desa. Zohri menambahkan, keberadaan perempuan tidak bisa disepelekan, khususnya dalam menghadapi perubahan iklim, perempuan punya andil besar dalam menjaga ketersediaan pangan dan kelestarian lingkungan.
“Dengan kreatifitas yang lahir dari pemikiran perempuan, perempuan pun bisa menjadi pemimpin,” tutup Zohri dalam sambutannya.
Hadir di tempat yang sama, Sita Aripurnami selaku Direktur Eksekutif Women Research Istitute menyampaikan tujuan agenda untuk membangun kesadaran gender, membangun kepemimpinan perempuan dan memperkuat advokasi untuk merancang program dalam menanggapi isu perubahan iklim yang berkelanjutan. Keterlibatan perempuan dalam mitigasi perubahan iklim sangat diperlukan, karena perannya besar dalam menjaga keberlangsungan lingkungan dan di sisi lain dampak perubahan iklim paling juga besar dirasakan oleh perempuan dan kelompok rentan lainnya.
bahwa untuk memastikan sumber daya alam tetap terjaga, kita harus menjaga
“Untuk memastikan sumber daya yang kita miliki, kita harus menjaga yang ada di komunitas dan di lingkungan tempat kita tanggal. Perempuan aktif mengelola dan menjaga sumber daya alam. Ini membuktikan kalau perempuan menjadi penjawab masalah nomer satu”, jelas Sita.
Hal senada juga diutarakan oleh, Sulfawati selaku Ketua Gema Alam NTB, sebagai lembaga masyarakat uang fokus menjalan program pengelolaan sumber daya alam dan pengorganisasian laki-laki dan perempuan, ia menyambut baik kolaborasi bersama Women Research Institue dalam melakukan advokasi iklim dan keteraan gender dengan melibatkan komunitas perempuan di Lombok Timur.
Ia menambahkan, perempuan di setiap daerah memiliki cara yang unik dalam mengatasi peubahan iklim maupun menjawab tantangan di sekeliling mereka. Sehingga, dengan mengumpulkan perempuan dari berbagai organisasi, wilayah dan latar belakang yang berbeda-beda akan menambah kekayaan pengetahuan, perspektif dan solusi dalam menjawab permasalahan masyarakat.
“Perempuan itu memiliki cara berfikir yang berbeda- beda dalam memecahkan masalahnya, begitu juga dalam menjawab tantangan perubahan iklim dan ini yang menjadikan mereka unik,” ungkap Sulfawati.
Pelatihan Kepemimpinan Perempuan untuk Advokasi Iklim dan Kesetaraan Gender dalam Proyek EmPower II tidak hanya dilaksanakan di Lombok Timur, namun akan diselenggarakan di dua titik lainnya yakni di Lombok Tengah dan Mataram dengan melibatkan perempuan pelaku komunitas di desa dan NGO lokal.
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *