Kolaborasi Lombok Research Center (LRC) dan INOVASI dalam membentuk pilot projek sekolah inklusif di SDN 01 Teros kini tidak hanya menuai dukungan dari pihak sekolah dan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur. Sebanyak empat puluh wali murid di SDN 01 Teros sekarang terlibat dalam mendorong pendidikan inklusif dan sekolah ramah ana katas kolaborasi LRC dan INOVASI.
Empat puluh wali murid tersebut diberikan sosialisasi terkait pendidikan inklusif di SDN 01 Teros pada Kamis, 27 November 2025. Sosialisasi bertajuk Penguatan Pola Asuh Keluarga dalam Mencegah Hambatan Belajar Pada Siswa tersebut dihadiri oleh pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim, Sekretaris Camat Labuhan Haji, Komite Sekolah, PKK Desa Teros, pendidik dan wali murid setempat.
Disampaikan oleh Kepala Sekolah SDN 01 Teros, Baiq Suriatun., M.Pd., dari hasil skring PBSM (Practiced Based Simulation Model) di SDN 01 Teros pada awal 2025, terdapat 59 anak mengalami hambatan belajar. Dari 59 anak yang terindikasi mengalami hambatan belajar, terdapat 19 anak yang akan melakukan skrining lanjutan dan 40 anak tidak memerlukan skrining lanjutan.
Wali murid dari 40 siswa yang tidak memerlukan skrining lanjutan ini kemudian dikumpulkan untuk diberikan sosialisasi, agar pemahaman terkait pendidikan inklusif juga dimiliki wali murid. Sehingga, metode pengasuhan anak yang diberikan sekolah juga dapat diterapkan di rumah.
“Sekolah ingin agar wali murid juga meimiliki perspektif inklusif dengan mengedukasi anak-anak agar memiliki keterampilan sosial dan emosional, termasuk edukasi agar anak-anak tidak melakukan kekerasan,”kata Suriatun.
Terakhir, Suriatun menekankan agar terbentuk kolaborasi antara wali murid dan sekolah untuk mencapai implementasi sekolah inklusif dan sekolah ramah anak dengan prinsip kesetaraan dan lingkungan yang aman, bebas dari kekerasan.
“Kehadiran bapak dan ibu di sini bukan secara formal saja, tetapi yang kita butuhkan adalah aksi nyata dan keberlanjutan dari program ini. Kami ingin semua wali murid berpartisipasi aktif untuk mendorong penerapan sekolah inklusif den menciptakan lingkungan sekolah yang aman bagi semua siswa,” pungkasnya.
Mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, Raihanatul Jannah selaku Kasi Kurikulum Dikbud Lotim menyampaikan hal senada, bahwa dalam menyukseskan sebuah program dibutuhkan kerja sama semua pihak. Dalam mendorong terciptanya pendidikan inklusif, bukan hanya tugas satu institusi saja. Menurut dia, ini adalah tugas bersama dan semua orang harus berperan dalam memberikan penyadaran dan mewujudkan pendidikan inklusif agar semua anak terpenuhi hak-hak pendidikannya tanpa terkecuali.

“Wali murid juga berperan sebagai mitra sekolah dan pemerintah dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif, juga dalam membangun kesadaran terkait hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan yang setara,” ungkanya.
Sosialisasi tersebut mengundang narasumber, Seva Kusmaningsih, M.Pd, selaku dosen Pakar Program Studi Pendidikan Khusus Universitas Hamzanwadi. Ia memberikan materi terkait metode pengasuhan anak termasuk cara berkomunikasi yang baik, pendekatan inklusif kepada anak serta bagaimana model pengembangan keterampilan sosial dan emosional.
Seva melanjutakan, membangun kepercayaan diri anak dengan memberikan apresiasi positif dan motivasi yang berkelanjutan dapat membantu anak mengatasi kesulitan belajar dan mencapai tujuan mereka. Hal ini juga sebagai salah satu contoh menerapkan lingkungan yang aman bagi anak. Jika anak-anak merasa aman dan terlindungi, mereka akan lebih mudah berkembang, terbuka dan menghargai orang lain.
“Tidak ada istilah anak gagal atau kurang pintar, semua anak memiliki potensinya masing-masing. Tinggal bagaimana kita mendorong mereka berkembang dengan potensi yang dimiliki,” pungkas seva.
Seva juga berharap dari kegiatan ini dapat menambah kesadaran bagi wali murid dan masyarakat secara menyeluruh agar lebih peka terhadap kondisi anak-anak, khususnya anak yang berkebutuhan khusus atau mengalami hambatan belajar. Untuk itu perlu untuk membangun komunikasi antara wali murid dan pihak sekolah secara intens untuk mengetahui perkembangan anak.
Dengan pengembangan pendidikan inklusif di SDN 01 Teros diharapkan dapat menyediakan akses pendidikan bagi semua anak, terciptanya sekolah ramah anak, dan terwujudnya lingkungan sekolah yang bebas kekerasan. Adanya percontohan sekolah inklusif juga diharapkan sebagai pusat penyebaran informasi dan penyadaran inklusivitasdi Lombok Timur.
