Fokus Cegah Perkawinan Anak, LRC Bentuk Kelompok Belajar Benteng Selatan

Baiq Titis Yulianty dari Lombok Research Center berbagi cerita kepada anak-anak Dusun Benteng Selatan tentang pentingnya menjaga diri dan berani berkata tidak terhadap perkawinan usia dini. Pertemuan ini menjadi awal lahirnya gerakan belajar berbasis komunitas di desa.

Untuk memaksimalkan pengentasan perkawinan anak di Lombok Timur, Lombok Research Center (LRC) bekerja sama dengan pemerintah desa Lendang Nangka Utara membentuk komunitas belajar yang disebut sebagai Kelompok Belajar Benteng Selatan.

Sesuai namanya, komunitas tersebut berlokasi di Dusun Benteng Selatan, Desa Lendang Nangka Utara, Kabupaten Lombok Timur. Perlu diketahui juga bahwa Desa Lendang Nangka Utara termasuk sebagai desa binaan LRC dalam Program INKLUSI.

Dibentuknya Kelompok Belajar Benteng Selatan bertujuan sebagai wadah sosialisasi, belajar dan bermain anak-anak. Komunitas yang dibentuk pada Maret 2025 lalu mewadahi sekitar 180 anak dari usia 7-18 tahun.

Ke depannya, selain fokus pada pencegahan perkawinan anak, anak-anak juga akan diberikan pembekalan terkait ilmu pengetahuan dengan pengadaan perpustakaan, taman baca, kesenian dan sebagainya. Dengan begitu, potensi anak-anak bisa tersalurkan dengan cara yang menyenangkan dan kreatif.

Tim LRC menggelar pertemuan pertama dengan peserta sebanyak 50 anak perempuan yang dikumpulkan oleh kepala dusun setempat. Dalam pertemuan tersebut, anak-anak diberikan pemahaman terkait definisi, dampak dan bagaimana mencegah perkawinan anak.

Koordinator Program INKLUSI-LRC, Baiq Titis Yulianty mengimbau agar lebih bijak menggunakan media sosial. Dengan tidak menerima sembarangan pertemanan dengan orang asing dan tidak mengunggah gambar atau foto pribadi di media sosial tanpa keperluan untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak termasuk mencegah potensi perkawinan anak.

“Banyak perkawinan anak terjadi bukan karena mereka mau menikah, tetapi karena dijebak. Pandai-pandai memilih teman, carilah teman yang bisa mengajak kita kepada kebaikan,” ungkap Ibu Titis.

Masih kata Baiq Titis bahwa sosialisasi ini menjadi pertemuan awal dan ke depan akan lebih banyak menlahirkan kegiatan bermanfaat. Ia berharap melalui kelompok belajar yang dibentuk ini dapat membangun kesadaran masyarakat.

“Ke depan kita akan buatkan kelompok belajar, sehingga ada pertemuan intens setiap bulannya,” tambahnya lagi.

Dalam sosialisasi tersebut hadir Kepala Dusun Benteng Selatan, Saparwadi ikut memberikan nasihat kepada anak-anak agar memprioritaskan pendidikan dan pengembangan potensi. Menurutnya, peran orangtua dan keluarga juga dibutuhkan untuk mendukung pencegahan perkawinan anak di desa. Melalui edukasi dan pendekatan yang tepat kepada anak-anak diyakini dapat menurunkan angka perkawinan anak.

“Kami juga berharap agar masyarakat memiliki kesadaran dan komitmen untuk mencegah perkawinan anak di desa,” ungkapnya.

Di tempat yang sama hadir Ketua Kader Benteng Selatan, Suaidatul Amni menekankan bahwa pencegahan perkawinan anak bukan hanya sekadar mengatur usia pernikahan tetapi juga mencegah terjadi risiko kesehatan reproduksi serta memotivasi agar anak-anak mengedepankan pendidikan dan peningkatan kualitas diri.

“Mulai dari sekarang sayangi diri sendiri, karena tidak ada yang lebih menyayangi kita dibanding diri kita sendiri,” jelasnya.

Dalam proses pengembangan Kelompok Belajar Benteng Selatan, Lombok Research Center juga akan melakukan local fundraising dengan memanfaatkan potensi atau sumber daya setempat serta keterlibatan masyarakat. Harapannya, dengan kesadaran masyarakat yang meningkat, tujuan akan lebih mudah tercapai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *