Lombok Timur, 11/09/2025 — Potensi besar produk bambu di Kecamatan Sikur mendapat dorongan baru melalui Pelatihan Desain Produk dan Pengembangan Usaha UMKM Berbasis Bambu yang digelar Lombok Research Center (LRC) di Classic Coffee & Resto, Kamis (11/09/2025).
Acara ini menghadirkan Muhammad Buhari, ST, Pembina Industri Dinas Perindustrian Lombok Timur, yang membahas inovasi desain produk bambu, serta Farouq Abdul Qudus, praktisi branding produk, yang menekankan pentingnya strategi menarik minat konsumen lewat branding. Moderator kegiatan adalah Assairul Kabir, sosok moderator ternama di Lombok Timur.
Direktur LRC, Suherman, dalam sambutan pembuka menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian dari pelatihan sebelumnya tentang pemasaran dan digital marketing. “Hari ini kita ingin melengkapi jawaban atas keresahan para pelaku UMKM bambu yang terungkap dalam FGD lalu. Produk bagus perlu strategi pemasaran yang tepat, begitu juga sebaliknya,” ujarnya.
Peserta pelatihan terdiri dari pelaku UMKM bambu di berbagai desa, antara lain Montong Baan, Loyok, Kotaraja, Gelora, dan Sikur. Mereka diajak untuk memahami pentingnya inovasi desain agar produk lebih modern, sekaligus memperkuat daya tarik melalui branding.

Menurut Muhammad Buhari, konsumen kini tidak hanya mencari fungsi, tetapi juga estetika, keberlanjutan, dan makna budaya. “Produk bambu dari Sikur bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional jika kita berani berinovasi dalam bentuk, fungsi, dan kemasan,” jelasnya.
Sementara itu, Farouq Abdul Qudus menekankan bahwa branding bukan sekadar label atau logo, tetapi cerita yang melekat pada produk. “Konsumen membeli barang sekaligus identitas dan nilai yang terkandung di dalamnya. UMKM bambu Sikur harus bisa menjual narasi tentang tradisi dan keberlanjutan,” katanya.
Kegiatan berlangsung interaktif, dengan banyak peserta aktif bertanya seputar desain dan strategi branding. Selain menambah pengetahuan teknis, acara ini juga memperkuat jejaring antar pelaku UMKM untuk membuka peluang kolaborasi di masa depan.
Salah satu peserta, Nuraini dari Kotaraja, mengaku mendapatkan wawasan baru dari kegiatan ini. “Selama ini kami hanya fokus produksi. Setelah pelatihan, saya jadi paham bahwa cerita produk dan kemasan juga sangat menentukan,” ucapnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi UMKM bambu Sikur untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus memperluas jangkauan pasar. Dengan sentuhan inovasi desain dan strategi branding yang tepat, produk bambu lokal diharapkan mampu tampil lebih modern tanpa kehilangan identitas lokalnya, bahkan menembus pasar global.
